Kegiatan tersebut dipusatkan di Poskesdes Sekuduk Kecamatan Sejangkung. Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, dr. I Ketut Sukarja.
I Ketut Sukarja memberikan aplous kepada Desa Sekuduk yang telah berhasil melakukan Persalinan Aman, Kemitraan Bidan-Dukun Bayi dengan baik. Ia mengakui bahwa kegiatan pemberdayaan ini memang sangat unik.
"Saya berharap kepada
pimpinan puskesmas, agar sarana poskesdes lebih ditingkatkan lagi,
sehingga semakin menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke poskesdes.
Demikian juga kepada kepala Desa, penguatan bidan dan dukun harus
dianggarkan dari ADD, sarana prasarana ditingkatkan dari ADD. Dan yang
paling pokok adalah bagaimana mengajak masyarakat untuk melahirkan di
fasilitas kesehatan dan di tolong oleh tenaga kesehatan," ungkapnya.
Kepala Dinas Kesehatan ini mengingatkan kepada tenaga kesehatan yang
hadir pada acara tersebut bahwa tugas nakes adalah mengubah prilaku
masyarakat untuk hidup sehat. "Ingat kiprah kita. Upaya penyuluhan,
promosi dan preventif. Bagaimana mengajak masyakat untuk hidup seha,
mengubah prilaku masyarakat agar hidup sehat," katanya.
"Media
media promosi juga cukup penting, juga sangat penting dan bagus.
Maksimalkan media promosi. Dengan maksimalnya promosi yang dilakukan,
sering dibaca, dilihat dan dengar oleh masyarakat, akan mampu mengubah
prilaku masyrakat," tegasnya.
Kepala Puskesmas Sejangkung
Muslimin, S.Gz mengungkapkan bahwa dilaksanakannya kegiatan pembelajaran
bersama ini adalah sebagai upaya puskesmas untuk menekan angka kematian
Ibu dan Bayi di wilayah kerjanya.
"Tujuan utama dilakukannya
kegiatan ini adalah upaya menurukna kasus kematian ibu dan bayi
(termasuk balita). Berbagai upaya sebenarnya sudah kita lakukan dengan
secara maksimal namun hasilnya masih belum sesuai dengan harapan.
Berbagai teori teori juga sudah coba kita sampaikan dan laksanakan,
tetapi menurut pengamatan dengan metode praktek baik inilah yang
kelihatannya lebih efektif dan efisien. Hasil dan perubahannya nampak,"
ungkapnya.
Mengapa mereka memilih Desa Sekuduk sebagai pusat
dilakukannya kegiatan pembelajaran bersama ini adalah karena pencapaian
desa sekuduk pada kasus kematian bayi dari tahun 2010-2014 zero kematian
ibu, zero kematian bayi (tidak ada kematian ibu dan bayi).
"Disamping itu indikator kesehatan ibu dan anak semuanya tercapai, K1
dan K4, proses persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, pertolongan di
lakukan di fasilitas kesehatan. Dan inilah yang coba kita tularkan
kepada bidan-bidan desa yang ada di kecamatan sejangkung," terang alumni
Universitas Diponegoro Semarang ini.
"Kita memberikan motivasi
kepada petugas, namun yang tak disangka adalah sambutan dari masyarakat
yang sangat luar biasa, pemahaman tentang kesehatan masyarakat tinggi
sehingga partisipasi masyarakat juga sangat tinggi. Ia meneruskan bahwa
masalah kesehatan ini hanya bisa diselesaikan oleh tenaga kesehatan itu
sebanyak 30%, selebihnya adalah peran masyarakat," kata Kepala Puskesmas
yang tinggal di komplek Puskesmas Sejangkung agar dapat memberikan
pelayanan maksimal kepada masyarakat, ini.
Muslimin melanjutkan
bahwa memang komitmen pemerintah Desa/Kepala Desa untuk mendukung
kesehatan di masyarakat sangat diperlukan. "Kades sekuduk komitmennya
tinggi dalam mendukung kesehatan masyarakat. Selain itu, di sekuduk ini
petugasnya (Bidan Desa) memiliki dedikasi dan motivasi yang tinggi dalam
melaksanakan tugas," tutupnya.
Dalam kegiatan tersebut,
diberikan penghargaan kepada 3 bidan desa teladan, yang langsung
diserahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kab. Sambas. 3 Bidan Desa yaitu
Bidan Desa Sekuduk, Bidan Desa Piantus dan Bidan Desa Semanga'.
Bidan Desa Sekuduk, Agus Yanti, A.Md. Keb, menjelaskan bahwa semua yang
diraihnya ini adalah berkat kerjasama masyarakat yang baik. Bidan yang
mulai bertugas sejak 2010 di Poskedes Sekuduk ini menjelaskan bahwa
sejak Desember 2010, kesepakatan kemitraan Bidan dan Dukun disepakati.
"Tamat kuliah, saya langsung ditempatkan/bertugas di Desa Sekuduk.
Kendala yang dihadapi ketika akan sosialisasi kepada masyarakat adalah
ada rasa keengganan. Namun di Desa Sekuduk ini, masyarakatnya nyaman,
jadi mudah komunikasi," kata bidan asal Sekura ini.
Faktor
pendukung persalinan aman dan program kesehatan ibu dan anan di desa
Sekuduk ini, diakui Agus adalah karena adanya kerjesama dengan desa,
sosialisai dan motivasi kepada keluarga bukan hanya kepada ibu hamil,
tapi melibatkan suami, kakek dan nenek juga dilibatkan.
"Dukungan desa antara lain dengan disediakannya Ambulan desa, berbentuk
perahu/bangkong besar. Sejak bulain Mei 2011 masyarakat melahirkan pasti
ke polindes, bersamaan dengan adanya program jampersal ketika itu," aku
Agus.
Dengan diberikannya penghargaan kepadanya, ia sangat
bersyukur, senang, dan bahagia. "Inilah hasil kerja yang selama ini
dilakukan. Beberapa inovasi di poskesdes dilakukan dengan biaya sendiri.
Seperti kantong kontinum, peralatan bayi, dan lain-lain. Namun ada juga
yang dibantu dari dana desa," ungkap alumni Poltekkes Depkes Pontianak
ini.
Kepala Desa Sekuduk, Lamazi, mengungkapkan bahwa untuk
meminimalisir angka kematian ibu dan anak, peran bidan desa dan dukun
kampung sangat penting. Selain itu peran masyaraakat, juga sangat
menentukan.
Ia berterimakasih kepada bidan desa yang telah
menunjukkan dedikasinya dalam bertugas. "Alhamdulillah, kinerja bidan
desa sangat bagus. Komunikasi dengan pihak desa dan masyarakat juga
baik. Sekuduk menjadi pilot projek dalam bidang Persalinan Aman serta
Kemitraan Bidan-Dukun Bayi di Kecamatan Sejangkung ini," ungkapnya.
"Terkait dengan ambulan Desa yang ada di desa Sekuduk adalah sudah ada
sejak tahun 2010. Masyarakat yang punya bagkung/perahu kita undang, dan
bersepakat untuk selalu siap siaga bila di telpon untuk mengantar jika
dibutuhkan. Insya Allah tahun 2015 ini kita anggarkan untuk ambulan
desa, malahan bangkong (Perahu) sudah dibeli," kata Kades yang mulai
memimpin Sekuduk pada tahun 2009 ini.
Jepriadi, Jurnalis Warga SambasEditor : Admin Jumadi
Copyright © 2013 LPSAIR - Jurnalisme Warga
sumber: http://www.matakalbar.com