Senin, 20 Desember 2010

RAGAM MAKANAN KALIMANTAN

Ikan Tipis salah satu oleh - oleh makanan khas Kalimantan Timur

Hidup Dari Ikan Tipis

Lapangan sepak bola itu menebar bau amis sehingga perut agak mual. Matahari bersinar terik menyengat tubuh para pembuat ikan tipis kering. Minggu (23/11) yang cerah itu memayungi Kelurahan Juata Laut, Kecamatan Tarakan Utara, Kota Tarakan, Kalimantan Timur.
Ikan tipis yang dikeringkan menjadi makanan khas dari kota di Kalimantan Timur (Kaltim) bagian utara itu. Ikan jenis tersebut banyak terdapat di perairan Pulau Tarakan.
Pembuatan ikan tipis kering dikerjakan sejak berpuluh-puluh tahun oleh warga Juata Laut pendatang keturunan Sulawesi Selatan (Sulsel). Pembuatnya adalah nelayan dan warga biasa. Nelayan menyisihkan sebagian tangkapan dan warga membeli ikan segar dari nelayan.
”Saya sudah sepuluh tahun bikin ikan kering begini,” kata Rohani (45). Ibu tiga anak itu membuat ikan tipis kering sejak menetap pada tahun 1998. Dia pindah dari Palopo, Sulsel, mengikuti suami yang nelayan.
Di sekitar Rohani ada 30 lelaki dan perempuan remaja juga dewasa. Mereka menaruh potongan ikan tipis yang juga disebut ikan lembek di penjemuran. Ada yang kerja sendirian, berdua, atau bertiga. Lapangan sepak bola hampir penuh dengan tempat menjemur yang didirikan miring ditopang tongkat kayu, tetapi berderet rapi.
”Ya, ini pekerjaan kami orang Juata Laut sejak lama,” kata Rudi Muhammad (53) menimpali. Lelaki yang lahir di Kabupaten Pangkep, Sulsel, tersebut menetap di Juata Laut sejak 1979. Sejak saat itulah dia membuat ikan tipis kering.
Dilumuri bumbu
Pembuatan ikan tipis kering ada beberapa tahap. Ikan tipis dibelah dua kemudian dicuci dengan air tawar. Selanjutnya, ikan dilumuri bumbu atau ditaburi garam. Bumbu dibuat dari gula merah, bawang putih, ketumbar, dan merica yang dihaluskan.
Ikan yang berbumbu atau bergaram ditaruh di tempat penjemuran dari kawat. Tempat itu seperti alat pengayak pasir dari kawat, dengan panjang 2 meter dan lebar 1,5 meter. Penjemuran di bawah terik sinar matahari perlu satu hari. Saat cuaca mendung perlu tiga hari.
Setelah kering, ikan berbumbu jadi berwarna coklat kemerahan. Ikan yang ditaburi garam jadi berwarna kuning kecoklatan. Kemudian makanan tersebut dijual dalam plastik 500 gram-1.000 gram. Ikan berbumbu akan berasa seperti dendeng saat dimakan. Ikan bergaram berasa gurih dan asin.
Sebelum dimakan, ikan digoreng 15 detik. Mungkin karena amat tipis, makanan itu bisa menggantikan kerupuk.
Masalah
Usaha mikro yang dijalankan sekitar 150 keluarga itu bukan tanpa masalah. Harga jual ikan segar dari nelayan kerap berubah-ubah. Saat tangkapan berlimpah, harga ikan Rp 20.000 per keranjang. Satu keranjang setara dengan 2,5 kilogram (kg). Namun, saat tangkapan sedikit, harga ikan menjadi Rp 40.000 per keranjang.
Bobot ikan segar yang dikeringkan turun hingga 50 persen atau separuh. Misalnya, sekitar 2,5 kg ikan segar akan menjadi 1,25 kg bila sudah dikeringkan.
Harga jual ikan kering berkisar Rp 15.000 per kg hingga Rp 30.000 per kg. Harga akan rendah saat pedagang enggan membeli karena pelbagai alasan, misalnya pesanan atau minat konsumen turun. Harga cukup baik ketika pesanan amat banyak sehingga pedagang berani membeli dengan harga tinggi.
”Masalahnya, pembeli suka sekali memainkan harga,” kata Rosmiah (43), kelahiran Parepare, Sulsel. Oleh karena itu, amat susah menghitung pendapatan pembuat ikan tipis kering dalam sebulan.
Ada yang mengatakan mendapat Rp 750.000 sampai Rp 1.500.000 setiap bulan. Uang itu relatif cukup untuk berbagai keperluan hidup, seperti membayar listrik, air, membeli makanan, dan menyekolahkan anak.
Bisa jadi para pembuat ikan tipis kering rugi. Kondisi itu terjadi ketika ikan tidak bisa terjual dalam dua bulan. Ikan dalam kemasan tahan sekitar dua bulan. Selepas waktu tersebut ikan akan rusak karena berjamur dan berbau tengik sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.
Karena itu, pembuat ikan tipis kering berharap ada koperasi. Posisi tawar dengan nelayan dan pembeli akan lebih kuat. Keberadaan koperasi memungkinkan pembuat mencari jalur pemasaran sendiri tanpa bergantung pada pedagang pasar.
Pembuat akan bisa menolak membeli ikan segar dari nelayan ketika harga tidak rasional. Kedua pihak sebenarnya rugi. Nelayan kehilangan penghasilan dan pembuat tidak mendapat bahan baku. Namun, posisi tawar penting agar keduanya mendapat harga pantas.
Lagi pula ikan segar tetap harus dijual sebab tidak bisa langsung dimasak, kecuali dikukus. Sebelum dimasak pun, ikan harus dilumuri dulu dengan asam dan garam tanpa air. ”Kalau digoreng atau direbus, ikan hancur seperti bubur,” kata Rudi.
Melalui koperasi, pembuat juga bisa menolak menjual kepada pedagang. Terkadang pedagang ingin membeli dengan harga amat rendah, tetapi saat menjual kepada konsumen dengan harga hingga berkali-kali lipat. ”Kami ini jadi enggak ada untungnya,” kata Rosmiah.
Saat kondisi itu terjadi, koperasi bisa menjual langsung kepada masyarakat di Tarakan atau di luar daerah. ”Saya yakin koperasi bisa membuat lebih baik,” kata Rohani.
Perikanan adalah sektor penting bagi perekonomian daerah. Kota Tarakan dalam Angka 2008 menunjukkan bahwa selama tujuh tahun ini perikanan merupakan penyumbang PDRB urutan ketiga. Perikanan yang digabung dalam pertanian menyumbang rata-rata Rp 254 miliar dari Rp 3.800 miliar PDRB setahun.
Potensi besar itu terutama dari perikanan tangkap. Rata-rata hasil tangkapan ikan laut 3.500 ton dari potensi 5.000 ton setahun. Produksi ikan kering 607 ton setahun. (Ambrosius Harto Manumoyoso)

Soto Banjar Makanan Dari Kalimantan Selatan

Soto Banjar di warung makan terapaung

soto banjar 300x242 Soto Banjar di warung makan terapaungKeunikan lain dari pasar terapung selain para pedagang sayuran dan buahan yang menjual barang dagangannya diatas jukung, juga terdapat keunikan lain, yaitu terdapat warung makan yang juga terapung. Warung makannya menyediakan makanan khas dari Banjarmasin serta makanan lain. Dan yang tidak boleh dilewati tentunya adalah harus menikmati Soto Banjar nya.
Soto Banjar ini merupakan makanan khas dari Banjarmasin yang  berupa makanan berkuah. Soto ini seperti soto kebanyakan tetap berkuah, tetapi makannya tidak dengan nasi melainkan dengan lontong, karena kalau dengan nasi disini dikenal dengan nasi sop.
Dan yang bikin lebih enak makan ni soto adalah tentunya bumbu khas banjarnya,apalagi dimakan sambil goyang-goyang diatas perahu ditengah-tengah sungai yang lebar sekali dan sambil ngeliat kapal-kapal gede lewat.
Untuk Sotonya sendiri selain ada lontong dan kuah juga dilengkapi dengan irisan-irisan daging ayam dan bihun, dan tentunya es teh manisnya. Tapi bagi mereka yang takut dengan air, sebaiknya harus dipikrkan lagi untuk makan sambil ngapung ini, karena kemungkinan tidak akan berselera walaupun makannya enak banget.

Rotan Muda Makanan Khas Kalimantan Tengah


Rotan Muda Jadi Makanan Khas Masyarakat Dayak  Kalimantan Tengah

Palangka Raya (ANTARA News) - Batang rotan yang biasanya dijadikan bahan baku untuk membuat meubel maupun kerajinan tangan, seperti tikar lampit, ternyata bagi masyarakat di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, justru menjadi makanan khas, terutama rotan muda untuk disayur.

Ny. Idong, pemilik rumah makan Samba di Jalan RTA Milono, Palangka Raya, menuturkan bahwa sayuran rotan menjadi salah satu makanan khas dan biasanya disuguhkan kepada tamu dari luar Kalsel.


"Rotan dapat dimakan, namun untuk batang rotannya benar-benar muda," ujarnya.


Untuk membuat makanan khas dayak ini, menurut dia, rotan terlebih dulu dibersihkan, kemudian kulitnya dibuang, dan bagian dalam yang agak lunak dipotong-potong ukuran kecil, agar memenuhi selera pengudapnya.


Ia mengemukakan, makanan khas sayur rotan ini dapat dijumpai di restoran atau rumah makan khas Kalteng, karena selain sulit untuk mendapatkan bahan baku rotan muda, sebagian warga jarang membuatnya, kecuali warga dari daerah pedalaman.


Rotan muda biasanya mudah didapati di kawasan hutan atau di tepian sungai, dan menurut dia, cara memasaknya pun cukup sulit, karena terlebih dulu harus dibersihkan dari duri-durinya.


Dikatakannya, sayur rotan atau masakan khas Dayak itu biasanya saat dimasak dicampur dengan terong asam, ubi keladi yang telah dipotong-potong, dan dicampur bumbu-bumbu sayuran.


"Sayur rotan siap hidang terasa lebih enak apabila ditemani dengan ikan bakar, seperti ikan patin, dan baung," ucapnya.


Sementara itu, Ruslam sebagai salah seorang penggemar sayur rotan mengatakan bahwa rasanya sayur tersebut selain gurih, juga agak kepahit-pahitan, sehingga memiliki ciri khas.


Menurut pria dari Bandung (Jawa Barat) itu, jika ke Palangka Raya rasanya tidak akan lengkap, jika tidak mencicipi makanan khas trandisional Dayak berupa sayur rotan, yang hanya ada di ibukota Kalteng tersebut. (*)

Tempoyak Makana Khas Kalimantan Barat

Saya tertarik untuk menulis artikel ini karena saya ingin makanan khas atau tradisional ini bisa dikenal oleh masyarakat umum dan saya juga berharap bisa menambah khasanah kebudayaan indonesia lewat makanan tradisional ini. Makanan Tradisional bernama Tempoyak, berasal dari durian matang yang diasinkan dan diolah dengan sangat sederhana serta memerlukan bahan yang tidak sulit didapatkan dimana saja.
Makanan tradisional ini sudah ada sejak dahulu kala, kapan makanan ini pertama kali dibuat tidak ada sumber yang yang menjelaskan. Makanan ini biasanya dimakan sebagai lalapan yang dicampur dengan nasi, selain itu juga bisa digoreng atau untuk membuat masakan asaman baik ikan, daging atau dedaunan.
Bahan-bahan yang diperlukan adalah :
  1. Durian Matang sebagai bahan pokok
  2. Garam untuk mengasinkan
Cara pengolahan :
  1. Kupas beberapa durian atau sesuai kebutuhan,
  2. Pisahkan daging durian dengan biji,
  3. Tabur dengan garam secukupnya atau sesuai selera,
  4. simpan ditempat tertutup, misalnya galon, ember atau tempat lain yang bisa ditutup rapat,
  5. biarkan selama 2 sampai 3 hari.
  6. Tempoyak siap dikonsumsi
NB: untuk penyimpanan dalam Waktu lama simpan ditempat yang tertutup rapat dan jauhkan dari sinar      matahari agar rasa tetap tejaga.
Oke salamat mencoba dan selamat menikmati. Mau durian murah cari aja dikebun orang-orang di Kalimantan Khususnya Melawi tapi dengan syarat ijin dengan yang punya kebun.
Nah bagai mana pendapat anda tentang Makanan Khas Kalimantan ini……..
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar